ARC (Acropora Recovery Center) Nursery Program

Ilustrasi Acropora Recovery Center dengan integrasi teknik hanging coral Pulau Pahawang (Novriadi dkk, 2025)



ARC Nursery Program adalah sebuah fase khusus dalam proses rehabilitasi terumbu karang, yang kami rancang untuk memberi jeda pemulihan bagi fragmen-fragmen karang, khususnya Acropora, sebelum mereka ditanam di substrat permanen. Nama ARC sendiri diambil dari Acropora Recovery Center, sebuah inisiatif yang berfungsi seperti “bahtera” bagi keanekaragaman Acropora lokal Teluk Lampung, tempat konservasi sekaligus pemulihan genetis dan fisiologis.


Fragmen Acropora yang baru dipotong mengalami luka terbuka pada jaringan dan kerangka. Jika langsung ditempelkan ke substrat semen tanpa waktu pemulihan, mereka berisiko tinggi mengalami stres, infeksi, dan kematian jaringan. ARC Nursery menjadi tempat mereka “beristirahat”, menggantung di coral tree tanpa tekanan substrat, sambil memulai proses regenerasi jaringan dan membentuk pertahanan awal. Karang yang sudah siap dipindahkan ke substrat transplan ditandai dengan menutupnya bekas patahan dan terbentuknya aksial koralit pada patahan tersebut.


Kami menciptakan ARC Nursery bukan hanya karena kebutuhan teknis, tetapi juga sebagai bentuk empati dalam praktik konservasi. Bahwa transplantasi bukan sekadar aktivitas menempelkan karang ke beton, tapi juga memberi ruang bagi mereka untuk pulih dan siap tumbuh kembali. Dalam skema ini, pemulihan bukan bagian kecil yang bisa dilewati, tapi inti dari seluruh proses rehabilitasi. 

Tim Kerja ARC Nursery Program sedang melakukan persiapan penyelaman di salah satu titik nursery ground Pulau Pahawang

Ayo kunjungi ARC Nursery Ground Pulau Pahawang dan rasakan keseruan dalam melestarikan lingkungan bersama Acropora Recovery Center - Nursery Program 2025.


Tertarik? 

Hubungi:

Wa : 082176617744

Instagram: @alfatihnovriadi @aragonite.rc



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ekosistem Terumbu Karang (Bagian 1)

Image
Terumbu karang merupakan salah satu kekayaan alam paling menakjubkan di planet ini. Karena tingginya keanekaragaman hayati dan kerumitan hubungan antar makhluk di dalamnya, ekosistem ini kerap disandingkan dengan hutan hujan tropis. Namun jika bicara tentang betapa mudahnya melihat dan berinteraksi langsung dengan kehidupan liar, terumbu karang punya kelebihan tersendiri. Di hutan, butuh kesabaran dan keahlian untuk dapat menyaksikan satwa beraktivitas. Sebaliknya, bahkan snorkeler pemula pun bisa langsung menyaksikan beragam bentuk kehidupan laut yang berwarna-warni meski hanya beberapa meter dari permukaan. Seperti hutan tropis, terumbu karang sangat bergantung pada cahaya matahari sebagai sumber energi utama. Karena itu, karang hanya tumbuh subur di perairan hangat dan cukup cahaya sepanjang tahun. Umumnya, terumbu berkembang optimal di wilayah antara 30 derajat lintang utara dan selatan. Daerah ini disebut wilayah tropis dimana tempat suhu laut rata-rata tidak kurang dari 20°C. Ind...
Read more

Kembali ke Laut, Kembali Menulis

Image
Setelah cukup lama tidak menulis, akhirnya ruang ini kembali. Blog ini akan menjadi tempat berbagi catatan lapangan, refleksi pribadi, dan dokumentasi kegiatan konservasi yang dilakukan di kawasan pesisir, terutama di sekitar Pulau Pahawang, Pesawaran, Lampung. Beberapa tahun terakhir diisi dengan berbagai kegiatan — mulai dari rehabilitasi terumbu karang, riset coral tree , pengembangan program konservasi berbasis masyarakat, hingga edukasi lingkungan untuk generasi muda. Kegiatan rehabilitasi terumbu karang di area konservasi Pulau Pahawang Pelibatan masyarakat lokal dalam pembuatan substrat transplantasi terumbu karang di salah satu dusun Desa Pulau Pahawang Pengamatan Coral Tree Nursery bersama wisatawan Upaya konservasi dengan memberdayakan masyarakat lokal Edukasi konservasi kepada generasi muda melalui kunjungan lapangan mahasiswa dalam dan luar negeri di pulau Pahawang Ada begitu banyak cerita, data, dan pelajaran yang rasanya perlu disusun kembali dalam bentuk tulisan. Bukan...
Read more